Mengenal Meditasi dalam Ajaran Agama Buddhis
Dalam agama Buddha, meditasi merupakan hal yang sangat penting dan sudah sangat melekat. Kata meditasi sendiri dipergunakan sebagai sinonim dari semadi (samadhi) dan pengembangan batin (bhavana). Kata “meditasi” berasal dari bahasa Latin, meditatio, artinya hal bertafakur, hal merenungkan, memikirkan, mempertimbangkan atau latihan, pelajaran persiapan. Dalam Kamus Teologi meditasi adalah do’a batin, merenungkan Kitab Suci atau tema-tema rohani yang lain, bertujuan mencapai kesatuan dengan Allah dan memperoleh pemahaman atas kehendak Illahi. Sebagai suatu bentuk doa bagi pemula, latihan meditasi langkah demi langkah akan membawa orang kepada tingkatan kontemplasi yang lebih tinggi dan sederhana.
Tradisi meditasi sudah dikenal pada zaman sebelum Buddha Gotama. Buddha sendiri menyatakan bahwa ia mendapat pelajaran dari dua orang brahmana yang terkenal yaitu Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta, dan Gotama dapat menguasai semua teknik yoga hingga berhasil mencapai konsentrasi tingkat tertinggi menyamai sang guru. Semadi benar didefinisikan sebagai pikiran yang baik, yaitu kesadaran (citta) dan corak batin (cetasika) yang baik, terpusat dengan mapan pada satu objek.
Meditasi dalam ajaran agama budha sendiri memiliki 2 tujuan, pertama berupa pengembangan ketenangan (samatha bhavana) yang akan menghasilkan pencapaian jhana-jhana dan kekuatan batin, namun tidak dapat menghilangkan kotoran batin secara menyeluruh. Dan yang kedua adalah Meditasi pengembangan pandangan terang (vipassana-bhavana) merupakan jalan untuk menghilangkan semua kotoran batin, yang berpuncak pada Nirwana atau berakhirnya duka.