Agama Buddha: Mayoritas atau Minoritas?
Di berbagai belahan dunia, pasti ada negara yang memiliki agama mayoritas dan agama minoritas, tak terkecuali agama Buddha. Di Indonesia, agama Buddha merupakan salah satu dari agama minoritas. Padahal, sebelum Indonesia (atau Hindia Belanda) terbentuk, wilayah Nusantara terdiri dari berbagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Hal ini dikarenakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha tersebut runtuh diserang kerajaan dari luar, serta berkembangnya agama Islam secara pesat di wilayah Nusantara hingga sekarang, sehingga kebudayaan Buddha sempat menghilang dari Indonesia. Selain itu, agama Buddha juga menjadi agama minoritas di negara-negara yang tidak secara langsung mengenal agama Buddha, seperti Australia, negara-negara di benua Amerika, Afrika dan Eropa.
Sedangkan di kebanyakan negara di benua Asia, agama Buddha adalah agama mayoritas. Negara-negara tersebut antara lain Tiongkok, Taiwan, Singapura, Jepang, Vietnam, Bhutan, Myanmar dan Laos. Hal ini terjadi karena agama Buddha memiliki peran yang besar dalam membentuk kebudayaan negara-negara tersebut, sehingga agama Buddha dianut oleh banyak orang dari negara tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk India, Nepal, dan Sri Lanka yang merupakan tempat lahirnya agama Buddha dan Hindu.
Sebenarnya, persoalan agama Buddha adalah agama mayoritas atau agama minoritas bukanlah masalah yang berarti. Kebudayaan tiap negara yang tidak sama-lah yang menentukan agama Buddha adalah agama mayoritas atau minoritas di negara yang bersangkutan. Hal yang paling penting dari semua ini adalah bagaimana menjaga kerukunan antar umat beragama. Semua agama pasti setuju bahwa antar umat beragama harus hidup rukun berdampingan. Kita manusia adalah makhluk sosial yang sama, setara dan sederajat, sehingga membandingkan agama satu dengan yang lain-nya adalah tindakan yang sangat disayangkan.