Pentingnya Ketidakmelekatan
Sebagai mahasiswa yang baru saja mempelajari agama Buddha secara formal terdapat satu topik yang cukup unik bagi saya yaitu mengenai ketidakmelekatan. Sang Buddha mengajarkan kita untuk memiliki sikap tidak melekat. Ketidakmelakatan sendiri cukup sulit didefinisikan namun saya menginterpretasikan ketidakmelekatan sebagai suatu cara pemikiran untuk memiliki sifat tidak tergantung terhadap suatu objek, baik mati ataupun hidup. Namun ketidakmelekatan ini merupakan sifat yang sangat sulit dicapai apalagi dalam masa globalisasi yang cenderung sangat tergantung dengan banyak hal dalam kehidupan sehari – hari sehingga dibutuhkan suatu keinginan dan kebijaksanaan yang kuat untuk mempelajari, mempraktikan dan mencapai ketidakmelekatan secara utuh.
Ketidakmelakatan merupakan bagian dari kebijaksanaan. Dalam kehidupan ini, kita semua pasti telah mengalami masa-masa senang atau sedih, puas atau tidak puas, senang hati atau kesal dan perasaan – perasaan lainnya, namun semakin kita menjadi lebih dewasa kita mulai sadar bahwa sifat-sifat tersebut tidak tergantung terhadap seberapa banyak harta atau ketenaran yang kita punya, namun semua itu tergantung bagaimana kita menghadapi suatu situasi tersebut atau pada dasarnya kebijaksanaan kita. Ketidakmelakatan mengajarkan kita untuk tidak melekat pada suatu objek tertentu sehingga jika objek tersebut rusak, hilang ataupun mati kita tidak akan terlarut pada dukkha yang terlalu dalam atau lama sehingga kita dapat menghadapi masalah tersebut dengan lebih baik dan rasional sehingga kebijaksanaan akan bertambah. Ketidakmelakatan juga mengajarkan kita untuk melihat suatu masalah dari perspektif lain misal, bagaimana jika objek tersebut hilang atau rusak, apakah dengan menghilangnya objek tersebut hidup kita akan berubah secara drastis atau tidak dan bagaimana peristiwa tersebut akan mempengaruhi kita. Untuk lebih memahami konsep ini saya akan memberi contoh sederhana yaitu Iphone X baru saya hilang, di awal saya akan merasa sangat kesal dan sedih karena HP tersebut sangat bagus dan mahal namun dengan menggunakan sifat ketidakmelakatan saya mulai sadar bahwa hidup saya tidak akan berubah secara drastis jika HP tersebut hilang karena saya dapat mudah mengganti dengan HP baru, dari situ saya juga mulai sadar bahwa saya sebenarnya tidak memerlukan HP mahal karena saya akan lebih melekatkan diri saya kepada suatu objek yang harganya mahal dan sebenarnya fungsi sama saja dengan HP dengan harga yang jauh lebih murah dan yang terpenting setelah kejadian tersebut saya menjadi lebih bijaksana karena saya sadar bahwa saya lebih baik menggunakan HP yang biasa-biasa saja sehingga saya tidak terlalu melekatkan diri saya untuk menghindari dukhha.
Contoh yang saya berikan mungkin belum sempurna namun saya ingin menekankan bahwa ketidakmelakatan akan membuat diri kita menjadi lebih bijaksana dalam mengahadapi kesenangan ataupun dukkha. Seorang yang melatih ketidakmelekatannya akan mulai memahami seberapa pentingnya hal ini karena walaupun seorang individu masih memiliki kemelekatan namun kebijaksanaannya dapat meringankan penderitaanya seperti menghadapi sakit, usia tua dan kematian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita mempelajari ketidakmelakatan untuk meringakan atau bahkan mengobati penderitaan sebagai tujuan utama dalam ajaran sang Buddha.