Apa itu Kebaktian di Agama Buddha? by Ikming Luwinsky

Apa itu Kebaktian di Agama Buddha?

Salah satu dari sepuluh perbuatan baik, yang di ajarkan oleh Sang Buddha adalah Veyyavaca (Berbhakti kepada nusa,bangsa dan agama) Karena ini merupakan artikel agama maka yang akan dibahas adalah agama. Sebagai umat Buddha yang berbakti, sebaiknya setiap hari Minggu melaksanakan kebaktian. Kebaktian biasanya dilaksanakan waktu pagi hari. Bila kamu pernah mengikuti kebaktian, kamu adalah manusia yang meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang meyakini Tuhan akan menganut dan memeluk salah satu agama dan akan melaksanakan ibadah, kebaktian atau kebaktian di tempat ibadah mereka sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. Kebaktian, yaitu upacara, ritual atau sembahyang yang dilakukan sebagai ungkapan keyakinan (Saddha) terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Buddha, Dhamma dan Sangha (TriRatna).

Lalu dimana kita bisa melakukan kebaktian? Biasanya umat Buddha melaksanakan kebaktian bersama setiap hari Minggu, sedangkan kebaktian perorangan/pribadi dilakukan pada pagi dan sore hari. Kebaktian dapat dilakukan di rumah, Arama, Vihara, Cetiya, Candi atau tempat-tempat tertentu yang pantas digunakan untuk melakukan kebaktian.

Umumnya, kita baru mau melaksanakan puja bhakti (kebhaktian) jika ada masalah-masalah yang tidak terpecahkan,tertimpa musibah, ingin mendapatkan berkahan ini dan itu, minta murah rezeki/umur yang panjang atau hanya sekedar formalitas, agar tidak dikatakan “atheis : tidak beragama“. Jika dikarenakan oleh kondisi ini, kita baru mau ke Vihara/Cetiya, akan adakah manfaatnya…..? Sudah pasti tidak. Ini bisa diibaratkan dengan, setelah kehujanan (basah), baru menyediakan payung. Sebelum sakit, kesehatan tidak dijaga dengan baik, setelah sakit baru kedokter. Bukankah ini suatu hal yg sudah terlambat…? Singkatnya, jika ada masalah, Sang Buddha teringat tetapi jika lagi senang, Sang Buddha terlupakan. Inilah salah satu contoh dari :”moha : kebodohan“.

Jadi apa yang menyebabkan banyak umat buddha yang enggan kebaktian? Salah satu faktor yang menyebabkan, sampai timbulnya keengganan untuk mau ke Vihara/Cetiya, mungkin saja karena tidak dimilikinya pengertian yang baik, akan manfaat manfaat dari ke Vihara/Cetiaya. Sehingga timbul suatu pandangan salah, yang menyatakan bahwa ke Vihara/Cetiya itu, hanyalah membuang buang uang, waktu, tenaga dan perasaan (dicela atau disepelekan) saja.

Dalam agama Buddha, kebaktian bukan hanya merupakan kewajiban bagi umat, tetapi menjadi kebutuhan agar memetik manfaat bagi kehidupan. Manfaat yang dapat diperoleh dari melaksanakan kebaktian antara lain.

  1. Menambah keyakinan (Saddha)
  2. Memiliki cinta kasih, belas kasihan, rasa simpatik, dan keseimbangan batin (brahma vihara)
  3. Perasaan puas (Santutthi)
  4. Kedamaian (Shanti)
  5. Kebahagiaan (Sukkha)

Tujuan Kebaktian, yaitu seperti berikut.

  1. Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur TriRatna (Buddha, Dhamma dan Sangha).
  2. Meningkatkan keyakinan (Saddha) dengan tekad (Aditthana) terhadap TriRatna.
  3. Mengembangkan empat sifat luhur (Brahma Vihara), yaitu cinta kasih, belas kasih, simpati, dan batin seimbang.
  4. Mengulang atau membaca dan merenungkan kembali khotbah khotbah Buddha.
  5. Melakukan Anumodana, yaitu membagi perbuatan baik kepada makhluk lain.
  6. Berbagi kebajikan kepada semua makhluk.

Hal yang terpenting saat melakukan kebaktian adalah pikiran bersih, penuh konsentrasi agar indra-indra terkendali saat membaca doa untuk mengagungkan TriRatna. Paritta yang dibaca dalam kebaktian berisidoa agar

Dan bagaimana pula, jika kita sebagai suatu individu yang beragama….? Tanpa adanya bhakti yang mendalam terhadap agama yang dianut maka sampai kapanpun, yang namanya kebahagiaan adalah bagaikan angan angan, yang berada di angkasa luar.